Minggu, 19 Desember 2010

Facebook Incar Mahkota Google


Facebook menantang supremasi Google di internet. Jejaring sosial ini menciptakan pendekatan radikal terkait bagaimana manusia hidup, bekerja dan memanfaatkan mesin pencari.


Meskipun Google sukses memunculkan mesin pencari yang memanfaatkan algoritma pengguna internet, Facebook merasa unggul. Facebook berada di tingkat yang lebih beragam dengan melakukan personalisasi mesin pencari berdasarkan kesukaan dan rekomendasi pertemanan pengguna di Facebook.
Mark Zuckerberg yang mendirikan Facebook di asrama Universitas Harvard enam tahun lalu itu kini berhasil memperoleh keuntungan US$6,9 miliar (Rp 62,1 triliun).
“Saya pikir apa yang kami temukan adalah pemanfaatan produk bersama teman dan keluarga Anda, atau keterikatan dengan orang yang Anda sayangi,” kata Mark Zuckerberg mengenai keberhasilan Facebook.
Kini Facebook punya senjata baru. “Social Graph merupakan cara yang menakjubkan,” ujar analis Wedbush Securities, Lou Kerner menanggapi layanan terbaru Facebook yang memudahkan pengiklan menargetkan konsumen.
“Ini tidak hanya soal apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda sukai, tetapi orang lain bisa mengetahui apa yang Anda suka dan perusahaan mana saja yang berhubungan dengan Anda.”
Bagi beberapa pengamat internet seperti Kerner, Facebook berhasil membangun jaringan paralel di seluruh dunia dengan 500 juta anggotanya. “Saya merujuk Facebook di posisi kedua di internet, karena lebih berguna dan lebih terkoneksi.”
Media sosial sangat penting dalam meraih masyarakat dan berpengaruh pada anggaran pengeluaran pihak pemasaran. Berdasarkan data comScore, Google menerima lebih banyak pengunjung unik setiap bulan, namun pengguna Facebook lebih banyak menghabiskan waktu di situs itu, dibandingkan pengguna layanan Google.
Sejak musim semi ini, Facebook telah meluncurkan fitur yang tampak bertabrakan dengan Google. Misalnya, layanan email @facebook.com yang bersaing dengan Gmail serta ‘Facebook Questions’, mesin pencari yang memungkinkan pengguna saling memberi pertanyaan kepada orang lain.
Facebook juga semakin keras kepala menghadapi Google dalam sistem perekrutan. Mereka menaikkan gaji pegawai 10% di seluruh lapisan untuk bersaing dengan Google yang berbasis di Mountain View, California, Amerika Serikat ini.
“Mereka saling berkompetisi, namun ini bukan berarti Facebook terus tumbuh dengan merugikan Google atau membuat Google kehilangan pamor,” kata Danny Sullivan, editor teknologi di blog SearchEngineLand.com.
Mark Zuckerberg juga mengakui adanya beberapa wilayah yang membuat pertarungan Google dan Facebook semakin sengit, namun ada pula layanan di mana keduanya saling mendukung.
“Beberapa aspek pada dasarnya menguntungkan bagi Google. Mereka dengan mudah dapat mengelak,” ujar Sullivan. Keberadaan Facebook membuat Google merasa tidak melakukan monopoli. “Ini tidak selalu soal kerugian Google bila Facebook terus mendapatkan keuntungan,” katanya. [ito]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar