Tjandramukti  


 
|  Peneliti pertanian tropis dan salah satu  pelopor mixed  farming yang mengabdikan hampir seluruh hidupnya di desa  ini, sekitar  tahun 2000 berhasil menemukan varietas kedelai baru yang  memiliki  produktifitas yang tinggi, mencapai 3,4 ton per hektar (salah  satu yang  tertinggi di daerah tropis secara internasional), dibandingkan  rata-  rata nasional yang hanya 1,3 ton per hektar. Kedelai ini memiliki ukuran besar, protein yang tinggi (43,9 %), umur yang pendek (72 hari), dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik di daerah tropis bila ditanam dengan best practice yang beliau kembangkan. Hasil pemurnian bertahun- tahun dalam keadaan yang terkontrol, pada akhirnya menghasilkan dua varietas kedelai unggul, yang pertama telah diserahkan kepada pemerintah daerah dan di daftarkan menjadi benih kedelai unggul nasional dengan nama Kedelai Grobogan, sedang varietas yang lain belum didaftarkan. Selain kedelai, beliau juga menemukan konsep sumur resapan komunal untuk memanen air hujan di lahan persawahan serta metode optimalisasi tanaman subtropis di daerah tropis seperti ketela pohon, jagung, dan kedelai. (wah hebat )  |   
Mujair
|  Mujair adalah nama  seorang bapak yang  pada tahun 1939 menemukan ikan yang pada akhirnya  dinamai dengan nama  yang sama di muara sungai Serang, Blitar. Beliau  berhasil  mengembangbiakkan ikan yang bukan asli perairan Indonesia dan  menjadi  populer hingga sekarang. (baru tau ternyata mujair ntu nama  orang., ) pak mujair itu mengembangbiakkan ikan yang  aslinya ikan laut menjadi ikan air tawar gan....  |    
Prof. Poorwo Soedarmo
| Anda pasti hapal apa itu Empat Sehat Lima Sempurna, suatu slogan yang sangat mudah diingat dan tidak dapat dipungkiri berhasil dalam menyehatkan masyarakat Indonesia. Slogan atau lebih tepatnya konsep ini dicetuskan oleh seorang tokoh gizi Indonesia kelahiran Malang pada tahun 1904 bernama Poorwo Soedarmo. (nie juga di SD udah terkenal slogannya tapi penemunya kok ane baru tau | 
Tjokorda Raka Sukawati
| Beliau adalah penemu metode Sosrobahu, sistem pembuatan penyangga jalan layang secara sejajar dengan jalan yang akan dibuat, dan dapat diputar dengan mudah bila akan digunakan. Sistem ini menghemat tempat, sehingga tidak memacetkan lalu lintas di bawahnya bila sebuah jalan layang dibuat di atas jalan lain. (WOW ) | 
Prof. Ir. R.M. Sedyatmo
| Lulusan ITB angkatan 1934 ini berhasil menemukan pondasi cakar ayam pada tahun 1962. Sistem pondasi ini memungkinkan pembangunan di atas lahan yang labil, seperti landasan pacu pelabuhan udara Soekarno Hatta, Jakarta, dan banyak bangunan lain di seluruh dunia. (dari Indonesia nih ) | 
Mukibat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar